Rabu, 07 Desember 2011

MUHAMMAD ALI PASHA (1789-1807)


OLEH ABD. AZIZ
MAHASISWA PASCA SARJANA IAIN STS JAMBI

A.    Pendahuluan
Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri system kekhalifahan Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan masa awal dari kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.
Setelah itu seiring perjalanan waktu, maka dengan secara signifikan bangsa Barat menjadi semakin maju dan modern. Hal ini disebabkan karena mereka mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan yang mereka rampas dari kota Seribu Satu Malam itu sendiri. Semuanya ini telah membuka mata hati kaum muslimin bahwa mereka telah mengalami kemunduran.
Dengan demikian kaum muslimin terutama di Mesir mulai bangkit dan reparasi mulai dari bidang agama hingga bidang politik, sains, dan teknologi. Menyadari kekalahan dan kelemahan dalam berbagai aspek kehidupan dari bangsa-bangsa Barat, umat Islam mulai bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan.
 Perjalanan sejarah Mesir tidaklah sesederhana kawasan Timur Tengah lainnya. Ia dengan segudang kisah historisnya mampu menarik berjuta-juta wisatawan asing dengan pendapatan devisa yang melimpah. Bukan tanpa alasan Mesir dikatakan sebagai salah satu kota terunik di dunia, karena sejarah yang terukir di kota ini memiliki variasi yang sangat beragam. Berawal dari masa Pharaonic, Hellenistic, Romawi, Islam sampai pada periode Mesir Modern yang diusung oleh Muhammad Ali Pasha. Sebagai seorang revolusioner tak ayal Muhammad Ali mempunyai keinginan untuk merubah Mesir layaknya Paris di belahan bumi Eropa. Kemodernan sistem dan administrasi negara mulai digalakkan. Sehingga jadilah Mesir ketika itu sebagai sebuah negara maju dari segi ekonomi, politik dan sosial.

B.     Pembahasan
a.      Biografi Muhammad Ali Pasha
Muhammad Ali Pasha lahir bulan Januari 1765  di Kavala Albania Yunani dekat pantai Macedonia dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. Sejak kecil ia memiliki keterampilan dan kecerdasan luar biasa. Dalam perjalanan kariernya, banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaharukan atau memodenisir keadaan umat islam yang telah jauh tertinggal dari negara-negara Barat. Orang tuanya bekerja sebagai penjual rokok, dari kecil ia sudah harus bekerja, dia tak pernah memperoleh kesempatan sekolah, dengan demikian dia tidak bisa membaca dan menullis.
Setelah besar ia bekerja sebagai pemungut pajak, karena kecakapannya dalam pekerjaannya ini ia menjadi kesayangan Gubernur Usmani setempat, akhirnya ia diangkat sebagai menantu oleh gubernur tersebut dan mulai dari waktu itu bintangnya semakin meningkat terus.
Setelah ia di angkat menjadi menantu Gubernur Usmani di tempatnya bekerja. Ia masuk dalam dinas meliter dan dalam lapangan ini ia juga menunjukkan kecakapan dan kesanggupan sehingga pangkatnya cepat menaik menjadi perwira. ketika pergi ke Mesir ia mempunyai kedudukan wakil perwira yang memimpin pasukan yang dikirim dari daerahnya. Setelah tentara prancis keluar dari Mesir di tahun 1801. Muhammad Ali turut memainkan peran penting dalam politik. Mesir mulai mengalami ketenangan politik, khususnya setelah Muhammad Ali membantai sisa-sisa petinggi Mamluk pada tahun 1811, menurut cerita dari 470 kaum mamluk hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat dari pagar istana kejurang yang ada di bukit Mukattan, kudanya mati tetapi ia selamat dengan pergi lari. kaum mamluk yang ada diluar Kairo kemudian diburu, mana yang dapat dibunuh dan sebagian kecil dapat melarikan diri ke Sudan pada akhirnya tahun 1811, kekuatan kaum mamluk di mesir telah habis.
Untuk memajukan Mesir, Muhammad Ali melakukan pembenahan ekonomi dan militer. Atas saran para penasihatnya, ia juga melakukan program pengiriman tentara untuk belajar di Eropa. Pemerinthan Muhammad Ali pasya menandai permulan diferensiasi yang sebenarnya antara struktur politik dan ke agamaan di Mesir. keputusan-keputusan dan program-programnya ternyata sebagian besar telah menentukan jalannya sekulerisasi yang berlangsung selama satu setengah abad di Mesir. Muhammad Ali berkuasa penuh. Ia telah menjadi wakil Sultan dengan resmi di Mesir dan rakyat sendiri tidak mempunyai organisasi dan kekuatan untuk menentang kekuasannya, ia pun bertindak sebagai diktator.
Ia diberikan kepercayaan sebagai pemimpin militer pada era Turki Utsmani dan menjadi seorang pemimpin tersohor kebanggaan negara Mesir, terutama dalam merevolusi negara tersebut  menjadi sebuah negara industri dan modern. Bahkan, orang Mesir sendiri mengenalnya sebagai seorang pahlawan. Walaupun tidak dilahirkan di Mesir dan tidak berbahasa Arab, namun keinginannya untuk membangun dan meningkatkan sumber penghasilan ekonomi bagi negara Mesir sangat besar. Inisiatif, visi dan semangat yang dimilikinya tak mampu menandingi pahlawan-pahlawan lain yang sezaman dengannya
Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. dia muncul di Mesir tahun 1799 sebagai salah seorang diantara 300 orang anggota pasukan yang dikirim Albania atas perintah Sultan Utsmani untuk mengusir Perancis. Pada awalnya ia berkedudukan sebagai penasehat komandan pasukan Albania, karena kecakapannya dalam memimpin maka ia diangkat menjadi komandan penuh. Setelah berhasil mengusir Napoleon dari Mesir, ia di angkat menjadi jendral tahun 1801. pada bulan Nopember 1805 ia menjadi penguasa di Mesir dan bulan April 1806 ia di angkat menjadi Wali Negara Mesir dengan gelar Pasya.

b.      Beberapa Pembaharuan Yang Dilakukan Muhammad Ali Pasha
1.      Dalam Bidang Militer
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-negara Barat, terutama Perancis, begitu hebat. Kemajuan dalam teknologi peperangan membuat Perancis dengan mudah menguasai Mesir (1798-1802 M). Setelah Perancis dapat diusir Inggris pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save, seorang perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.
Sama hanya dengan raja-raja Islam lainnya, Ali Pasha juga mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan kemeliteran, karena ia yakin bahwa kekuasaanyan dapat dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan militer. Muhammad Ali Pasha juga mengundang para ahli militer barat untuk melatih angkatan bersenjata Mesir dan juga mengirim misi ke luar negeri (Eropa) guna mempelajari ilmu kemiliteran. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa. Tidak hanya itu, namun ia juga banyak mengimpor persenjataan buatan Eropa seperti buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “ atau bisa disebut dengan peraturan baru. Ia mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang.
 2.      Bidang Ekonomi dan Sosial
Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang kekuatan militer mesti harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan di bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer. Jadi dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini menghendaki pengetahuan atau ilmu-ilmu modern.
Salah satu dampak perkembangan ekonomi tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa. Hal itu sangat menguntungkan, karena adanya angsuran terhadap para petugas administrasi yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa negara. Pengambil alihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas, demikian pula dengan harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah kekuasaannya.
Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun sistem irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik. Karena Mesir adalah negara pertanian, di samping memperbaiki irigasi lama ia juga mengandalkan irigasin baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan mendatangkan ahli pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian.
Dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulia digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat. Hal itu tidak lain adalah sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha terhadap kesejahteraan penduduk desa yang mengikuti wajib militer. Terutama ketika virus cacar mulai melanda sebagian penduduk Mesir ketika itu.
Usaha terhebat lainnya adalah dengan terselesaikannya pembangunan sebuah terusan kuno yang menghubungkan antara Alexandria dengan sungai nil. Menurut beberapa laporan, upaya tersebut diawali dengan penggalian yang mengerahkan kurang lebih 100.000 petani Mesir. Dari hal tersebut meningkat pulalah pusat irigasi dari tahun 1813-1830 M hingga 18%, yang sebelumnya proyek irigasi ini sangat lemah dan kurang menguntungkan terlebih ketika masa awal kepemimpinannya.
 3.      Dalam Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia menaruh perhatian besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementrian pendidikan. Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M. Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berupa sains dan teknologi Barat di Perancis. Menurut catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang beragam seperti kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan.
Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia juga melakukan penerjemahan  buku-buku terbitan Eropa dalam skala yang besar. Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di sekolah-sekolah yang telah ia bangun. Muhammad Ali juga menerbitkan majalah berbahasa Arab pertama kalinya yang diterbitkan tahun 1828 M, ia menamainya dengan majalah " al-Waqa'i al-Mishriyah" (Berita Mesir). Majalah ini digunakan rezim Muhammad Ali sebagai organ resmi pemerintah.
Inilah pembahasan singkat mengenai Muhammad Ali pasha, begitu banyak peninggalan termegah Muhammad Ali yang bisa kita lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia dengan mengerahkan desainer Yunani bernama Yusuf Bushnak akhirnya berhasil membuat Masjid indah dengan corak menara Turki yang berwarna putih perak. Jika kita amati, masjid ini terbuat dari bahan marmer yang menawan, maka tidak heran jika mayoritas penduduk Mesir menamainnya sebagai masjid Alabaster. Di dalam masjid inilah  jasad Muhammad Ali dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria. Jasa lain Muhammad Ali adalah melakukan renovasi benteng Sholahuddin yang dibangun pertama kali oleh pahlawan Perang Salib muslim, Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam hal ini, ia banyak melakukan perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik yang berada didalam maupun diluar. Kemudian, ia juga membangun sebuah istana keluarga yang dapat kita nikmati jika kita melewati Babal-Qullah. Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh Raja Faruq.
Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan peradabannya yang telah dimulai sejak 7000 tahun yang silam, ia termasuk salah satu diantara negara yang menempati urutan papan atas, tujuan wisata dunia. Maka tidak heran jika setiap jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi sejarah yang memberikan cerita sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi sejarahnya.
Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern, kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya pun ikut berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia Kecil, hingga ke Eropa Timur.
 C.    Kesimpulan
Sebagai seorang revolusioner tak ayal Muhammad Ali mempunyai keinginan untuk merubah Mesir layaknya Paris di belahan bumi Eropa. Kemodernan sistem dan administrasi negara mulai digalakkan. Sehingga jadilah Mesir ketika itu sebagai sebuah negara maju dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Muhammad Ali memperkuat kekuatannya dengan memajukan negara dari segala lini kehidupan. Kepercayaan yang dimilikinya sebagai seorang Sultan Utsman mampu menggerakkan pemerintahan Mesir untuk memodernisasikan kekuatan dan administrasi militer.
Daftar Pustaka
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran Dan Gerakan”. PT. Bulan Bintang, Jakarta,1975.
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, PT.Karya Toha Putra, Semarang, 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar