Sabtu, 19 November 2011

Pemahaman kritik pragmatik dalam novel "Wanita Bersabuk Dua" karya Sakti Wibowo


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia. Sastra dilihat dari kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengukapkan gagasanya melalui bahsa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Dalam konteks kesenian, kesusatraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan seninya.
Adapun manfaat sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisah-kisah dan amanat yang dikomunikasikan kepada para pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus bias mengapresiasikan.
Berbicara mengenai sastra, maka tidak lepas dari karya sastra yang disebut dengan novel. Novel merupakan salah satu jenis karya yang sangat menarik untuk dikaji. Hal tersebut karena di dalam novel terdapat unsure-unsur instrinsik yang membawa pembaca bertualang seolah-olah pembaca mengalami peristiwa yang ada di dalam cerita novel tersebut.
Pengkajian terhadap salah satu genre karya sastra tersebut adalah untuk mengungkapkan nilai estetis dari unsur-unsur pembangun karya sastra , yang meliputi unsur instrinsik maupun unsur kstrinsik tersebut. Diharapkan pula terhadap pembaca agar dapat menangkap amanat yang ada didalamnya. Hal ini karena nilai-nilai amanat merupakan nilai-nilai universal yang berlaku didalam masyarakat seperti, nilai moral, etika, religi. Nilai-nilai amanat itu tercermin dalam tokoh cerita dan alur cerita. Novel memiliki banyak sekali manfaat, delain sebagai media penghibur, novel juga menggambarkan pola piker suatu masyarakat, serta mewakilisuatu kebudayaan masyarakat tertentu.
Novel selain untuk dinikmati juga untuk dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari sebuah novel banyak diambil manfaat. Karya sastra (novel) menggambarkan pola pikir masyarakat, perubahan tingkah laku masyarakat, tata nilai dan bentuk kebudayaan lainnya. Karya sastra merupakan potret dari segala aspek kehidupan masyarakat. Pengarang menyodorkan karya sastra sebagai alternative untuk menghadapi permasalahan yang ada, mengingat karya sastra erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa sastra diciptakan tidak dalam keadaan kekosongan budaya (Teeuw, 1989:20) 

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah novel Wanita Bersabuk Dua karya Sakti Wibowo dipandang dari pemahaman kritik pragmatik.  

 C. Tujuan Penelitian
Bertujuan untuk mengetahui”pemahaman kritik pragmatik dalam novel Wanita Bersabuk Dua karya Sakti Wibowo”.

 D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
    1. Bagi Penulis, dapat mengetahui kelebihan – kelebihan novel Wanita Bersabuk Dua karya Sakti Wibowo dan dapat mengetahui bagaimana cara penelaahan pragmatik.
    2. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan proposal yang berhubungan dengan pendekatan pragmatik.           
 
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Novel
Menurut Wikepedia bahasa Indonesia, novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya “sebuah kisah, sepotong berita”
Novel lebih panjang ( setidaknya 40.000 kata ) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak batasi keterbatasan structural. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi tertentu dari naratif tersebut
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) ( 1995:694 ) novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelililngnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Menurut penulis, novel adalah tulisan berupa karangan prosa yang fiktif serta panjang dan menceritakan kisah kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelililngnya dengan segala masalah yang dihadapinya.

  1. Pengertian Sinopsis
Sinopsis adalah suatu bentuk tulisan atau cerita yang menyajikan kembali suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkasan dan ringkasan harus mencakup gagasan-gagasan penting yang diutarakan dalam tulisan aslinya. Sinopsis adalah ikhtiar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar synopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi ( KBBI,1988:845 )
 Langkah-langkah menyusun Sinopsis.
1.      Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan pandangan pengarang
2.      Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya ( pokok pikiran, kalimat pokok/kalimat inti )
3.      Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok yang telah diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan bahasa sendiri.
4.      Pergunakan kalimat-kalimat tunggal, bila mungkin hindari pemakaian kalimat majemuk atau mengulang kalimat, gunakan kalimat sederhana yang efektif.
5.      Ringkasan kalimat menjadi frase, dan frase menjadi kata.
6.      Bila terdapat rangakaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambillah ide sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya.
7.      Buanglah beberapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja,atau sebaliknya, dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan.
8.      Pertahankanlah kalimat yang tidak memungkin untuk disederhanakan, sehingga keaslian suara pengarang tetap dapat dipertahankan pula, yaitu kata kunci yang ada pada kalimat tersebut.
9.      Buanglah seluruh kata tugas yang memungkinkan utuk dibuang, tetapi pertahankanlah susunan ide yang tersusun sesuia naskah aslinya.
 C. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan Pragmatik memberikan perhatian utama terhadap perananan pembaca, dalam kaitannya dengan salah satu teori moern yang paling pesat perkembangannya, yaitu teori resepsi, pendekatan Pragmatik dipertentangkan dengan pendekatan ekspresif. Subjek pragmatik dan subjek ekspresif sebagai pembaca dan pengarang berbagai objek yang sama, yaitu karya sastra. Perbedaanya, pengarang merupakan subjek pencipta, tetapo secara terus-menerus, fungsi-fungsinya dihilangkan, bahkan pada gilirannya pengarang dimatikan. Sebaliknya, pembaca yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang proses kreativitas diberikan tugas utama bahkan dianggap sebagai penulis.
Pendekatan pragmatik dengan demikian memberikan perhatian pada pergeseran dan fungsi-fungsi baru pembaca tersebut. Secara histories ( Abrams, 1976:16 ) pendekatan pragmatik telah ada tahun 14 SM, terkandung dalam Ars Poetica ( Hoatius ). Meskipun demikian, secara teoritis dimulai dengan lahirnya strukturalisme dinamik. Stagnasi srukturalisme memerlukan indicator lain sebagai pemicu proses estetis ,yaitu pembaca ( Mukarovsky ).
Pada tahap tertentu pendekatan pragmatik memilik hubungan yang cukup dekat dengan sosiologi, yaitu dalam pembicaraan mengenai masyarakat pembaca. Pendekatan prragmatik memliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyrakat, perkembangan dan penyebarluasannya, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya satra, tujuan pendekatan pragmatis memberikan manfaat terhadap pembaca. Pendekatan pragmatik secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori resepsi, teori sastra yang memungkinkan pemahaman hakikat karya sastra tanpa batas.
Pendekatan pragmatik mempertimbangkan impilkasi pembaca melalui berbagai kompetensinya. Dengan mempertimbangkan indicator karya sastra dan pembaca, maka masalah-masalah yang dapat di pecahkan melalui pendekatan pragmatis, diantaranya berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra, baik sebagai pembaca eksplisit, maupun implicit, baik dalam kerangka sinkronis maupun diakronis. Teori-teori postrukturalisme sebagian besar bertumpu pada kompetensi pembaca sebab samata-semata pembacalah yang berhasil untuk mengevokasi kekayaan khazanah kultural bangsa.
 D. Pengertian Pendekatan Pragmatik
Secara umum pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin memperlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra dalam zaman ataupun sepanjang
Sedangkan menurut para ahli mendefinisikan pendekatan pragmatic adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Teeuw, 1994 teori pendekatan pragmatik adalah salah satu bagian ilmu sastra yang merupakan pragmatik kajian sastra yang menitik beratkan dimensi pembaca sebagai penangkap dan pemberi makna terhadap karya satra.
2.      Relix Vedika ( Polandia ), pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang tak ubahnya artefak ( benda mati ) pembacanyalah yang menghidupkan sebagai proses konkritasi.
3.      Dawse dan User 1960, pendekatan pragmatik merupakan interpensi pembaca terhadap karya sastra ditentukan oleh apa yang disebut “horizon penerimaan” yang mempengaruhi kesan tanggapan dan penerimaan karya sastra.
Pendekatan ini menganut prinsip bahwa sastra yang baik adalah sastra yang dapat memberi kesenangan dan kaidah bagi pembacanya dengan begitu pendekatan ini menggabungkan unsure pelipur lara dan unsure dedaktif. Pemanfaatan pendekatan ini harus berhadapan dengan realitifitas konsep keindahan dan konsep nilai dedaktif. Setiap genersai, setiap kurun tertentu di haruskan menceritakan nilai keindahan hal itu tidak berarti bahwa interprestasi hanya subjektif belaka.

  1. Latar Belakang Pendekatan Pragmatik
Pendekatan struktural tidak mampu berbuat banyak dalam upaya membantu seseorang untuk menangkap dan memberi makna karya sastra baik dari segi lain yang diperlukan untuk lebih menjelaskan makna karya sastra. Untuk itu para pakar mengemukakan pendekatan baru yang disebut pendekatan pragmatik.
Dengan munculnya pendekatan pragmatik maka bermula pulalah kawasan kajian terhadap karya sastra kearah peranan pembaca sebagai subjek yang selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaanya.Peneliti sastra tidak cukup meneliti sastra otonom, peneliti harus meneliti proses pemberian makna oleh pembaca tertentu, kontek kesastraan yang pada gilirannya dengan kontek sosial dan luas.
Karya sastra mempumyai struktur objektifyang memberi peluang kepada pembaca. Untuk memberi peluang tehadapnya, tetapi setruktur karya sastra semata-mata belum biasa terbuat banyak terhadap pembaca sehingga diperlukan suatu kegiatan konkretisasi yang objektif.
Menurut Jousz interpretasi seorang pembaca terhadap sebush teks sastra ditentukan oleh apa yang disebutnya dengan horizon penerimaan, setiap pembaca mempunyai horizon penerimaan yang mungkin berbeda dan mungkisama, akibat dari perbedaan dan penerimaan pembaca, maka makna karya sastra bukanlah suatu yang langgeng, ada saatnya karta sastra ditolak (dinyatakan tidak bernilai) karena tahapan pembaca tidak sesuai lagi apa yang telah disajikan didalam karya sastra.  Namun ada pula saatnya karya sastra ditolak tadi diterima dengan baik oleh pasangan pembaca karena horizon penerimaan atau harapan pembaca lebih bergeser dan terpenuhi sehingga menjadi pas dengan apa yang disajikan didalam karya sastra.
Hubungan antara pembaca dengan teks sastra bersifat relati, teks sastra selalu menyajikan ketidakpastian, sementara pembaca mesti aktif dan kreatif dalam menentukan keanekaan makna teks sastra tersebut.
  1. Sejarah Pendekatan Pragmatik
Pada tahun 1960 muncul dua orang tokoh ilmu sastra di Jerman Barat kedua tokoh itu adalah Hans Robert dan Wolfgangler. Keduanya mengembangkan ilmu sastra yang memberikan penekanan terhadap pembaca sabagai pemberi makna karya satra.
Pada tahun 1967 (Teeuw, 1984: 5) ia mengatakan bahwa penelitian sejarah di Eropa sejak lama telah melalui jalan buntu. Hal ini karena pendekatan penulisan sejarah sastra tidak berdasarkan situasi zaman sejak zaman Romantik, dengan adanya paham Nasionalisme,  maka pendekatan penulis sejarah sastra disejajarkan dengan sejarah nasional, dan pendekatan lain yang tidak menghiraukan dinamika sastra terus menerus, entah pada suatu bangsa, suautu periode, suatu angkatan dan suatu zaman.
Apa yang diterima dan dipahami oleh pembaca berpengaruh besar pada perkembangan karya sastra selanjutnya, baiik dari segi estentik maupun dari segi sejarah, dari segi estentik karya sastra sebagai seni, pembaca akan menentukan apakah estentik yang mendasari karya sastra diterima atau ditolak. Oleh sebab itu yang dipentingkan dalam pendekatan yang menekankan peranan pembaca sebagai pemberi makna bukanlah atau keindahan  abadi suatu karya sastra, melainkan penerimaan karya sastra pada waktu dan tempat yang berbeda-beda.
Tokoh utama dalam karya sastra yang menekankan peranan pembaca ialah Hans Robert Jousz dalam makalahnya yang bejudul literature alas provocation ( sejarah sastra sebagai tantangan). Ia melancarkan gagasan-gagasan baru yang sempat menggoncangkan dunia. Ilmu sastra tradisional setelah memberi ringkasan mengeanai sejarah sastra antara lain dari aliran marsisme dan formalisme. Menghilangkan faktor yang terpenting dalam proses semiotik yang disebut kesusastraan sastra, dan sikap komunikasinya yang mrnggambarkan hubungan dialog dan proses antara karya sastra dan pembaca. Yaitu pembacalah yang menilai, menafsirkan, memahami dan menikmati karya sastra untuk menentukan nasib dan peranannya dari segi sejarah dan estetis.
Peneliti sejarah sastra bertugas menelusuri resepsi karya sastra sepanjang zaman, keindahan dalah pengertian yang bergantung pada situasi dan latar belakang sosio budaya sipembaca dan ilmu sastra harus meneliti hal itu.

  1. Metode Pendekatan Pragmatik
Penelitian resepsi pembaca terhadap karya sastra dapat menggunakan beberapa meatode pendekatan,antara lain pendekatan yang bersifat eksperimental, melalui karya sastra yang mementingkan karya sastra yang terikat pada masa tertentu ada pada golongan masyarakat tertentu.
    1. kepada pembaca, perorangan atau kelompok disajikan atau diminta pembaca karya sastra, sejumlah pertanyaan dalam teks atau angket yang berisi tentang permintaan, tanggapan, kesan, penerimaan terhadap karya yang dibaca tersebut.untuk diisi jawaban-jawaban itu nanti ditabulasi dan dianalisis.
    2. kepada pembaca perorangan atau kelompok, diminta pembaca karya sastra, kemudian ia diminta untuk menginterpretasikan karya sastra tersebut. Interpretasi-interpretasi yang dibuat tersebut dianalisis secara  kualitatif untuk meliha bagaimana penerimaan atau tanggapan terhadap karya sastra.
    3. kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat prestasi mereka terhadap karya sastra, misalnya melihat prestasi sekelompok kritikus terhadap kontenporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra daerahnya sendiri.

BAB III
TELAAH NOVEL DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK

A.    Pengertian Sinopsis
Sinopsis adalah suatu bentuk tulisan atau cerita yang menyajikan kembali suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkasan dan ringkasan harus mencakup gagasan-gagasan penting yang diutarakan dalam tulisan aslinya. Sinopsis adalah ikhtiar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar synopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi ( KBBI,1988:845 )
Langkah-langkah menyusun Sinopsis.
1.      Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan pandangan pengarang
2.      Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya ( pokok pikiran, kalimat pokok/kalimat inti )
3.      Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok yang telah diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan bahasa sendiri.
4.      Pergunakan kalimat-kalimat tunggal, bila mungkin hindari pemakaian kalimat majemuk atau mengulang kalimat, gunakan kalimat sederhana yang efektif.
5.      Ringkasan kalimat menjadi frase, dan frase menjadi kata.
6.      Bila terdapat rangakaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambillah ide sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya.
7.      Buanglah beberapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja,atau sebaliknya, dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan.
8.      Pertahankanlah kalimat yang tidak memungkin untuk disederhanakan, sehingga keaslian suara pengarang tetap dapat dipertahankan pula, yaitu kata kunci yang ada pada kalimat tersebut.
9.      Buanglah seluruh kata tugas yang memungkinkan utuk dibuang, tetapi pertahankanlah susunan ide yang tersusun sesuia naskah aslinya.
Adapun sinopsis dalam novel Wanita Bersabuk Dua karya Sakti Wibowo adalah : Belanda telah memegang kekuasaan diaceh sejak 1874, tetapi bukan berarti mereka bias menjatuhkan hati kaum muslimin Aceh. Cut Kaso adalah wanita di Aceh yang menderita katarak, namun semangat juangnya masih tampak, kini ia minta kepada anaknya Cut Intan untuk melanjutkan perjuangan melawaqn belanda, dan mendampingi Rajawali Pase yaitu Cut Mutia, orang yang telah menyakiti hatinya
Pang Nangro dan Chik Tunong heran melihat Cut Intan berlaga di medan perang, memang harimau akan beranakan harimau juga, ayahnya gugur dimedan perang, ibunya seorang mujahidin yang disegani dan dihormati, kini anknya Cut INtan juga ikut turun tangan.
Didalam kelompok (markas) Cut Intan bertemu dengan Cut Mutia yaitu wanita  yang didengkinya karena ia telah mengambil orang yang dicintainya (Teungku Syamsarif).
Letnan PRD Dekok mondar-mandir, ia gelisah karena penyergapan tempo lalu, membuat trauma yang sangat besar, persenjataan dan legistik yang dikirim ke Blanghi jatuh ketangan pejuang Aceh yang dipimpin oleh Chik Tunong. Kemudian Dekok menyebarkan orang-orangnya untuk mencari pesembunyian Chik Tunong. Selama tiga bualan pencarian ternyata hasilnya niahil. Untuk kedua kalinya  Belanda tewas ditangan pasukan Chik Tunong. Keguncangan kembali terjadi, dan untuk menyikapi ulah Chik Tunong, Van Herzt, mengirimkan bantuan bataliyon infantry dan enam Brigade Mersase dibawah pimpinan Mayor.
Setibanya di pase Mayor HNA membuhuk Cut Asiah untuk berbicara kepada Chik Tunong agar segera menghentikan peperangan, jika tidak keluarganya diancam dibuang jauh. Jauh dari Aceh bahkan dihukum mati. Cut Asiah bersama dengan Teungku menemui Cut intan dan mengabarkan berita duka, ibunya telah meninggal dunia dan  dia menitipkan senjata rencong untuk diberikan kepada Cut Intan. Cut Intan harus rela ditinggal oleh orang yang dikagumi dan dicintainya yaitu ibunya yang kini dekat dihatinya yaitu Chik Tunong. Belanda merasa puas karena pada satu tahun terakhir ini tidak ada perlawanan, semenjak Chik Tunong pergi ke Desa dan hidup menjadi Petani.
Cut Intan menyusun kekuatan sendiri untuk melawan Belanda, secara diam-diam Cut Intan bergeilya membunuh para Mersase Belnada pihak Belanda sangat marah sekali, kemudian ia mengadakan patroli keliling Desa dan mendatangi rumah Cik Tunong. Padahal Chik Tunong tidak mengetahui apa terjadi sebenarnya karena ia di rumah bersama istrinya yaitu Cut Mutia yang dulu pernah menikah dengan Teungku Syamsarif.
Pada saat Belanda akan menangkap Chik tunong, tiba-tiba Cut Intan datang dan membuang semua bukti-bukti yang didapatkan dari pihak Belanda. Belanda pun luluh dan Cut Mutia merasa puas karena suaminya puas dari tuduhan Belanda. Cut Intan memang pantas menyandang gelar Wanita Bersabuk Dua yang dipuji karena ia serupa dengan putrid Abu Bakar Dzatin Nathagain adalah wanita perkasa yang Bersabuk Dua di Sorga karena kecerdasan dan kepintarannya. Namun Volizers tetap saja mencari kebenaran yang terjadi hari berikutnya Chik Tunong ditangkap Belanda dan dijatuhkan hukuman mati.
Cut Intan pergi menyendiri dan berhenti bergeilyawan, masyarakat subbuh kehilangan Wanita Bersabuk Dua yang cedas dan bijaksana itu. Cut Intan merasa bahwa dirinya adalah wanita yang kurang beruntung karena ia harus kecewa dan sakit hati oleh ulah Cut Mutia.
Karena Cut Mutia menikah lagi dengan pengnangro yaitu laki-laki ketiga yang ada dihati Cu Intan. Namun CutIntan tidak bias melihat penderitaan rakyat dan meniggalkan perjuangan hanya karena masalah yang konyol itu. Akhirnya diapun bergabung lagi dengan para pejuang dan disaat aia melawaan Belanda ia bertemu dengan Cut Mutia, kemudia ia tertembak, didalam pelukan CutMutia, Cut Intan berkata “kali ini aku yang menang Cut Mutia”
B.     Pembahasan penelaahan Pragmatik
Telaah pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin memperlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra sepanjang zaman. Maka dengan ini kami akan mengulas tentang tanggapan dari pembaca tentang novel ini.
Adapun kehadiran novel Wanita Bersabuk Dua karya Sakti Wibowo ini telah lama dinanti oleh para pembaca, karena novel ini merupakan novel yang mengarahkan para pembaca kepada kebaikan karena novel ini berisikan tentang perjuangan seorang wanita dalam menghadapi berbagai masalah untuk merebut daerahnya dengan kesendirian dan kepintarannya mengatur strategi. Novel ini juga menceritakan tentang seorang wanita dalam menghadapi masalah misalnya masalah cinta. Walaupun temannya menyakiti hatinya merebut kekasihnya namun Cut Intan tak memikirkan nasibnya namun ia berjuan demi nasib masyarakat Aceh.
C.    Tanggapan dari pembaca (teman-teman) mengenai novel “Wanita Bersabuk Dua” karya Sakti Wibowo

No.
Nama
Tanggapan tentang novel
1



2.



3.
Eni  (Jurusan Bahasa Indonesia, semester VII)


Lidia Susanti (Jurusan Bahasa Indonesia, semester VII)

Indra Wijaya (Jurusan Matematika, semester VII)
Menurut pendapat saya novel ini bagus karena menceritakan tentang  perjuangan pahlawan wanita.

Novel ini bagus karena menggambarkan tentang wanita yang sabar dan mempunyai semangat juang yang tinggi

Isi dalam novel ini dapat memberikan oelajaran kepada pembacanya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap negara

D.    Kaitan Novel dengan kehidupan sekarang
Novel ini menceritakan  tentang perjuangan seorang wanita yang bernama Cut Intan putri dari Cut Kaso. Cut Intan ini adalah sosok wanita yang tegar dan berani menghadapi berbagai rintangan untuk melawan penjajah Belanda.
Apabila kehidupan diatas dikaitkan dengan kehidupan kita sekarang, jarang sekali ada orang yang perduli tentang perjuangan seorang wanita dan rela meninggalkan orang yang dicintai untuk membela Bangsa dan Negara. Disinilah sebenarnya pesan moral yang dapat kita ambil dalam Novel Wanita Bersabuk Dua.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pemahaman kritik pragmatik dalam novel Wanita Besabuk Dua karya Sakti Wibowo ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatik ini memandang karya sastra sebagai sarana untuk mencapai tujuan pada pembaca (keindahan, pendidikan, dll). Pendekatan ini cenderung menimbang nilai berdasarkan keberhasilan tujuan pengarang bagi pembaca.
Novel ini memang patut untuk dibaca karena selain ceritanya menarik, novel ini juga menyampaikan pesan moral yang baik dan jarang dilakukan oleh kebanyakan orang, yaitu dimana kebanyakan orang menganggap wanita tidak bisa memperjuangkan bangsa. Seperti yang telah dibuktikan dalam penelaahan pragmatic tersebut, banyak pembaca yang berkomentar positif. Hal itu karma pengarang menyajikan tema yang penuh tantangan, godaan dan hikmah. Pengarang juga mampu merangkai kata dengan manis, menyentuh, sehingga pesan yang disampaikan membuat pembaca terharu. Tokoh Cut Intan banyak menimbulkan inspirasi bagi sebagian pembaca. Untuk itu novel ini wajib anda baca.

B.     Saran
Saran dari penulis kepada pembaca adalah, manusia di dunia ini pasti mengalami cobaan namun disaat mendapat cobaan hendaknya kita sabar dalam menghadapinya. Karena Allah SWT tidak akan memberi cobaan melampaui batas kemampuan manusia. Meskipun laporan ini jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
     
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 1990. Sekitar Masalah Sastra. Yayasan Asah Asih Asuh. Malang.
B. Rahmanto. 1998. Mengkaji Ulang Pembelajaran Sastra. Yogyakarta Universitas Sanata Dharm.
Keraf, Goris. 1986. KOMPOSISI. Ende Flores. : Nusa Indah. Yogyakarta.
Keraf, Goris. 1986. Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: PT. Grameda.
Muktar dan Widodo Era (2000) Kontruksi Kearah Penulisan Deskriftif  Avyrouz. Yoyakarta.
Subrianto Dirgo. 1997. Kebakuan dan Ketidak Bakuan Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Sugiastuti. Sofia, Adib. 2003. Feminisme dan Sastra. Bandung: Katarsis.
Sumarjo, Yakub, Saini. K. M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia.
Wibowo, Sakti.2002. Wanita Bersabuk Dua. Solo: Eravonis

1 komentar: