Keluarga
Berencana
Singarimbun (dalam BKKBN, 2008: 3),
menyebutkan
Keluarga
Berencana Indonesia yang secara resmi diintegrasikan dalam program pembangunan
sejak Pelita I (1969/1970) secara umum diupayakan untuk pembangunan
kependudukan dan upaya mengatasi besarnya jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan
penduduk yang tinggi pula dan penyebaran penduduk yang kurang merata antara
pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok dengan pulai lain. Disamping itu juga
diarahkan untuk mengatasi terlalu besarnya jumlah penduduk yang mata
pencahariannya dalam bidang pertanian dan kondisi sosial ekonomi-penduduk yang
rendah itu antara lain ditunjukkan oleh tingkat pendidikan dan kesehatan
penduduk yang belum memadai.
Keluarga berencana kini didefenisikan
kembali dalam arti yang luas. Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 10
Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, gerakan Keluarga Berencana melangkah lebih maju lagi. Keluarga
Berencana dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui batas usia perkawinan pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2008: 4).
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992
menyatakan:
Bahwa keluarga
adalah unit kecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami
istri dengan anaknya atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Sedangkan
keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi antar
anggota, antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Paradigma baru program KB ini,
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya
integral dalam meningkatkan kualitas keluarga.
1.
Tujuan dan Manfaat KB
KB bertujuan untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
Adapun manfaat dari program KB
(Mochtar,1998) adalah :
a. Untuk
kepentingan orang tua
Orang tua (ayah dan ibu) yang paling
bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan keluarganya (anak-anak), karena
itu orang tua haruslah sadar akan batas-batas kemampuannya selama masa baktinya
dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya sampai menjadi orang yang berguna.
Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan Yang Maha
Esa, namun mereka sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan pikiran sehat,
karena itu mereka wajib memakai akal, ilmu dan pikiran sehat tersebut untuk
mendapatkan jalan dan hidup yang sehat pula supaya jangan berbuat lebih dari
kemampuan yang ada. Terciptalah keselamatan keluarga dan terbentuklah keluarga
yang bahagi
b. Untuk
kepentingan anak-anak
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus
dijunjung tinggi sebagai pemberian yang tidak ternilai harganya. Mengatur
kelahiran merupakan salah satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Orang
tua mempunyai persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik
kepada anak-anaknya agar mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna
bagi orang tua dan bangsa.
c. Untuk
kepentingan masyarakat
Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari
satu komunitas atau masyarakat. Kepentingan masyarakat meminta agar setiap
orang tua sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik keluarga dan
anak-anaknya agar dapat membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas
sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan penduduk dan
pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa bantuan kesungguhan keluarga-keluarga
dalam menekan pertambahan penduduk dengan cepat, pembangunan tidak akan
berarti. Orang tua yang menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai
dengan kemampuannya dan tidak melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang
telah dilahirkan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara di mana mereka
hidup dan berbakti (Mochtar, 1998).
2.
Pandangan Berbagai Agama tentang KB
Ditinjau dari segi agama, tidak ada satu agama pun di
Indonesia yang secara pasti menolak program KB, meskipun pada awalnya banyak
keraguan akan hukum agama dari program ini. Namun, pada saat ini beberapa agama
telah mendukung program ini. Berikut pandangan empat agama besar di Indonesia
tentang program KB :
a. Agama
Islam
Pandangan para ulama di Indonesia tentang KB pada
umumnya menyetujui atau sekurang-kurangnya tidak menentang. Bahkan pada masa
Nabi Muhammad SAW telah dikenal metode kontrasepsi alamiah yang dikenal dengan
nama azl atau coitus interuptus yang disebut juga dengan senggama
terputus. Namun, beberapa pemikir Islam meragukan hukum ber-KB, karena
menyamakan program ini dengan larangan membunuh bayi. Pembunuhan bayi sama
sekali tidak sama dengan memakai alat kontrasepsi, karena pembunuhan bayi
adalah pembunuhan nyata dari anak yang telah lahir sedangkan memakai alat
kontrasepsi adalah mencegah terjadinya pembuahan. Oleh karena itu aborsi
sebagai metode KB dilarang di Indonesia dan cara KB lainnya diperbolehkan
(Ebrahim, 1997).
Metode kontap sebagai
salah satu alat KB juga diperdebatkan oleh para ulama Islam, karena sifatnya
yang permanen dan menganggap cara ini sama dengan pengebirian yang dilarang
dalam hukum Islam. Namun belakangan metode ini akhirnya diperbolehkan dengan
pertimbangan bila metode KB lain memang tidak sesuai dan alasan kesehatan dari
PUS itu sendiri.
b. Agama Kristen
Pandangan agama
Kristen, dalam hal ini Katolik, pada dasarnya menyetujui program KB dengan
batasan-batasan yang telah ditentukan di antaranya adalah :
1.
Masalah KB
misalnya : jenis kontrasepsi yang dipakai, jumlah anak yang diinginkan, dan
lain-lain ditentukan oleh suami istri sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak
lain termasuk pemerintah.
2.
Penentuan tentang
keikutsertaan ber-KB harus disepakati bersama antara suami istri.
3.
Dalam konsili
disebutkan bahwa cara-cara KB yang dilarang adalah pengguguran (aborsi) dan
pembunuhan bayi. Selain itu cara coitus interuptus dan sterilisasi baik
yang permanen maupun tidak juga dilarang.
4.
Cara ber-KB yang
dianjurkan oleh gereja adalah pantang berkala. Mengenai cara ini ensiklik
hummanae menolak semua cara ber-KB selain pantang berkala.
5.
Bila cara pantang
berkala telah dicoba dan mengalami kesulitan atau membahayakan kesehatan, maka
suami istri dapat meminta nasehat kepada imam sebagai Bapak rohani untuk
menentukan jalan keluar yang tepat (BKKBN, 1980).
c.
Agama Hindu
Pandangan agama Hindu
terhadap program KB sangat positif bahkan cenderung mendukung karena program
ini dianggap sejalan dengan ajaran agama Hindu. Alat kontrasepsi tercipta dari
ilmu pengetahuan, dan ilmu yang dipergunakan untuk kesejahteraan manusia, akan
disetujui oleh Hindu Dharma dan tidak akan ditentang. Bahkan penggunaan alat
kontrasepsi diatur agar sesuai dengan desa/tempat, kala/waktu,dan patra/keadaan
(BKKBN, 1980).
Namun demikian metode
pengguguran (abortus criminalis) dianggap sebagai dosa besar karena
bertentangan dengan ajaran Ahimsa Karma. Pengguguran janin dianggap sama dengan
pembunuhan orang suci. Oleh karena itu, metode ini sangat ditentang oleh umat
Hindu.
d. Agama Budha
Agama Budha menyetujui
program KB dan penggunaan metode kontrasepsi apabila :
1.
Metode
kontrasepsi tidak mengandung unsur-unsur pembunuhan.
2.
Kontrasepsi
dilakukan atas dasar saling pengertian antara suami istri dengan maksud
memberikan kesempatan mendidik, merawat, dan mempersiapkan diri buat kehidupan
anak-anak yang sudah ada.
3.
Tidak ada
unsur-unsur melarikan diri dari tanggung jawab.
4.
Semua tindakan
ber-KB dilakukan atas dasar bimbingan dan pengawasan para ahli yang
bersangkutan (BKKBN, 1980).
Agama Budha
memperbolehkan pemakaian kontrasepsi karena pencegahan kehamilan dengan memakai
alat kontrasepsi dianggap sama dengan pencegahan pertemuan sel telur dengan sel
sperma yang berarti pula mencegah terjadinya makhluk. Hal ini berarti tidak
terjadi pembunuhan, karenaa sel telur dan sel sperma sendiri menurut agama
Budha bukanlah makhluk.
3.
Metode Kontrasepsi Alami
Metode
alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya
dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah
pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Untuk
menggunakan metode ini, ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya
berlangsung. Metode ini akan efektif bila dipakai dengan tertib dan pasangan
secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu dapat
menjadi hamil), atau senggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan.
4.
Metode Kontrasepsi Dengan Alat
a.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim
mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR
yang diberi hormon (mirena, Levo Nova). Kelebihannya adalah angka perlindungannya
cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.
Kekurangannya adalah, mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan
kehamilan di luar kandungan, komplikasi perforasi (lubang) uterus, tidak memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.
b.
Kontrasepsi Dengan Metode Perintang
Yang paling umum digunakan
adalah kondom, diafragma, dan spermisida.
1.
Kondom
Kantong kecil yang terbuat
dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar
tetap berada dalam kantong tersebut. Kelebihannya adalah aman dipakai, mudah
didapat, cukup efektif bila digunakan dengan benar, dapat mencegah penyebaran
penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangannya adalah ada
risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai.
Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian
dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus
plastiknya, angka kegagalan tinggi, yaitu 3 - 15 per 100 wanita per tahun. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
2.
Diafragma
Berbentuk seperti mangkok
ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat
ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih
masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. Kelebihannya adalah
dapat dipakai berkali-kali, melindungi dari kehamilan dan penyakit menular
seksual hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangannya adalah angka kegagalan tinggi,
yaitu 5 - 20 per 100 wanita per tahun, sulit dipasang. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
3.
Spermisida
Alat KB ini memiliki bentuk
beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan
cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan
sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim. Kelebihannya adalah melindungi
pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B,
HIV/AIDS, tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh. Kekurangannya
angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun, tidak memberi perlindungan
terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia,
gonorrhea, bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina, tidak terlalu
ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau
diafragma.
c.
Metode KB Hormonal
Kebanyakan
kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron
saja. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang
dapat diandalkan para perempuan untuk mengatur kesuburannya. Alat kontrasepsi
ini tersedia dalam bentuk obat minum, obat suntik, dan implan yang dimasukkan
ke bawah kulit dengan tindakan operasi kecil.
Alat kontrasepsi hormonal yang diminum terdiri dari
beberapa jenis, meliputi obat yang berisi kombinasi dua macam hormon (hormon
estrogen dan progestogen), obat yang hanya berisi satu macam hormon (hormon
progestogen), dan obat kontrasepsi yang digunakan pasca berhubungan intim, baik
yang hanya mengandung hormon estrogen dosis tinggi ataupun dalam kombinasi
dengan hormon progestogen.
Hormon yang terkandung dalam alat kontrasepsi tersebut
merupakan hormon yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Dalam sistem
reproduksi perempuan, hormon tersebut antara lain mengatur siklus menstruasi,
penglepasan sel telur matang (ovulasi), dan perubahan kondisi lapisan dalam
rahim (endometrium) tempat melekatnya bakal janin (embrio).
Obat minum yang berisi kombinasi hormon merupakan metode
kontrasepsi yang aman dan efektif. Obat ini bekerja dengan menghambat ovulasi
dan merangsang perubahan lendir (mukus) di leher rahim dan endometrium sehingga
pergerakan sperma dan perlekatan bakal janin ke dinding endometrium (implantasi
embrio) sulit terjadi. Obat berisi hormon harus diminum setiap hari selama 21
hari, diikuti masa 7 hari tanpa obat (pil yang tidak mengandung hormon).
1.
Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon
gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah
yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram
progesteron. Kelebihannya mudah didapat. Kekurangannya harus diminum setiap
hari, tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu: ibu menyusui,
perokok, berusia 40 tahun ke atas, memiliki problema kesehatan apa pun seperti
kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke,
dan lainnya. Menimbulkan efek samping, terjadi pendarahan tidak teratur di luar
masa haid, mual-mual, sakit kepala.
2.
Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu,
pil ini hanya mengandung gestagen saja. Kelebihannya dapat digunakan untuk ibu
menyusui, mudah didapat. Kekurangannya memiliki efek samping yaitu, pendarahan
tidak teratur, haid tidak datang, terkadang muncul sakit kepala.
3.
Suntikan
Suntikan KB melindungi dari
kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama
dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya
terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan
yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan
mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Yang perlu diketahui, jika
kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa
hamil kembali. Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali,
yaitu:
a.
Suntikan progestin
Suntikan yang
hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo
noristerat. Kelebihannya bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang
tidak boleh memakai tambahan estrogen. Kekurangannya memiliki efek samping:
pendarahan tidak teratur, haid tidak datang, berat badan bertambah.
b.
Suntikan terpadu
Suntikan yang
mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron
atau cyklofem. Kelebihannya tidak mempengaruhi siklus haid. Kekurangannya tidak
bisa dipakai ibu menyusui, sulit diperoleh, relatif mahal, tidak dianjurkan
bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.
c.
Susuk
Dipakai dengan
memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis:
1. Norplant merupakan salah satu
metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang
terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata
pertahun hanya kurang dari 1 %.
2. Implanon: kontrasepsi yang
terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3
tahun.
Kelebihannya,
sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun, bisa
digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen, bisa
digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan, walau
dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu. Kekurangannya, susuk lebih
gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan
pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil
serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki, susuk
sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan: pengidap kanker atau benjolan keras
di payudara, haidnya sudah terlambat datang, mengalami perdarahan abnormal dari
vagina, penderita sakit jantung, Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang.
d.
Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode
ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara
eksklusif/terus-menerus. Kelebihannya, Ekonomis, Mengurangi perdarahan pasca
melahirkan, Memberikan nutrisi yang baik pada bayi. Kekurangannya, Hanya
melindungi pada 6 bulan pertama, Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per
tahun. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
e.
Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)
Sebenarnya
kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun,
dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah
berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim)
(www.smallcrab.com: 19-12-2011). Metode
ini untuk mencegah kehamilan dengan cara menebalkan mukus serviks, mensupresi
ovulasi, serta menipiskan endometrium sehingga menghambat implantasi.
Yang
perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak
menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada
pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat, yaitu:
1.
Estrogen:
Sudah mulai
ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan
banyak efek samping.
2.
Estrogen-progesteron:
Diberikan
dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.
3.
Gestagen:
Diberikan
paling lambat 3 jam setelah sanggama.
4.
Danazol:
Dosis yang
diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.
5.
Antiprogestin:
Dikenal
sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
1.
Efektivitasnya
lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
2.
Untuk
menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
3.
Bila
tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
4.
Setelah
menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai
datang siklus haid berikut.
5.
Bila
embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah
kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena
itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu
telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR
dari tembaga. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Kekurangan,
Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah.
Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk
mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.
f.
Metode Kontrasepsi Mantap
Dikenal
juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan)
atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk
dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut
dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Vasektomi berasal dari
perkataan: (a) vas = vas deferen =
saluran mani = saluran yang menghubungkan testis dengan urethra dan menjadi
saluran untuk transpor sel mani, (b) ektomi
= memotong dan mengangkat. Jadi vasektomi dalam arti yang murni berarti
memotong dan mengangkat saluran vas deferens kanan dan kiri. Akan tetapi, yang
dimaksud dengan vasektomi untuk KB adalah bilateral partial vasektomi, yaitu
memotong sebagian kecil vas deferens kanan dan kiri masing-masing kurang
daripada 1 cm. Dengan demikian vasektomi hanya menghalang-halangi transpor
bibit laki-laki (spermatozoa) (Anfasa, 1982).
Vasektomi adalah prosedur
klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan
oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi merupakan
upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman
atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
Menurut Tjokronegoro (2003),
vasektomi adalah cara KB yang mantap di mana saluran air mani (vas deferens)
diputuskan sehingga sperma dari dalam testis tidak akan keluar bersama cairan
mani lain pada saat bersetubuh. Vasektomi adalah satu-satunya cara sterilisasi
pria yang diterima sampai saat ini. Vasektomi harus dibedakan dengan kebiri
(pengambilan kedua testis) karena dengan vasektomi hanya perjalanan sperma dari
testis ke dunia luar yang diputus, tepatnya dengan memotong dan mengambil
sebagian dari vas deferens. Seseorang yang telah menjalani vasektomi
masih mengeluarkan semen tetapi bebas sel sperma (spermatozoa) dan masih
memiliki keinginan berhubungan seksual (libido) secara normal, bahkan potensi
dan kepuasannya pun tidak berubah. Vasektomi merupakan operasi kecil yang cukup
dilakukan dengan anestesi lokal.
Kelebihan dan Keterbatasan
Vasektomi (BKKBN, 2007). Adapun kelebihan metode kontrasepsi vasektomi adalah :
1.
Mudah
pelaksanaannya dengan pembiusan setempat kurang lebih 15 menit.
2.
Bekas operasi
hanya merupakan luka yang cepat sembuh.
3.
Tidak mengganggu
hubungan seksual.
4.
Tingkat kegagalan
rendah hanya ± 0,3 dari 100 tindakan vasektomi.
5.
Merupakan metode
mantap.
Keuntungan vasektomi (Anfasa,
1982) antara lain : (1) tidak ada mortalitas (kematian), (2) morbiditas (akibat
sakit) kecil sekali, (3) tidak perlu mondok di rumah sakit, (4) waktu operasi
hanya 15 menit, dan dilakukan dengan pembiusan setempat, (5) sangat efektif
(kemungkinan gagal tidak ada), karena dapat diperiksa kepastiannya di
laboratorium, (6) tidak membutuhkan biaya yang besar.
Keterbatasan metode
kontrasepsi vasektomi antara lain :
1.
Harus dengan
tindakan pembedahan.
2.
Walaupun
merupakan operasi kecil, masih dimungkinkan terjadi komplikasi seperti
pendarahan dan infeksi.
3.
Tidak melindungi
klien dari penyakit menular seksual.
4.
Masih harus
menggunakan kondom selama 15 kali ejakulasi agar tidak terjadi kehamilan akibat
dari sisa-sisa sperma yang terdapat di saluran vas deferens.
5.
Jika istri masih
menggunakan alat kontrasepsi disarankan tetap mempertahankan selama 2 bulan
sampai 3 bulan sesudah suami menjalankan vasektomi.
6. Klien
perlu istirahat total selama 1 hari dan tidak bekerja selama 1 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar