Selasa, 17 Juli 2012


Keluarga Berencana
Singarimbun (dalam BKKBN, 2008: 3), menyebutkan
Keluarga Berencana Indonesia yang secara resmi diintegrasikan dalam program pembangunan sejak Pelita I (1969/1970) secara umum diupayakan untuk pembangunan kependudukan dan upaya mengatasi besarnya jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi pula dan penyebaran penduduk yang kurang merata antara pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok dengan pulai lain. Disamping itu juga diarahkan untuk mengatasi terlalu besarnya jumlah penduduk yang mata pencahariannya dalam bidang pertanian dan kondisi sosial ekonomi-penduduk yang rendah itu antara lain ditunjukkan oleh tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk yang belum memadai.

Keluarga berencana kini didefenisikan kembali dalam arti yang luas. Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, gerakan Keluarga Berencana melangkah lebih maju lagi. Keluarga Berencana dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui batas usia perkawinan pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2008: 4).
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 menyatakan:
Bahwa keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dengan anaknya atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Sedangkan keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi antar anggota, antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Paradigma baru program KB ini, menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga.
1.      Tujuan dan Manfaat KB
KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
Adapun manfaat dari program KB (Mochtar,1998) adalah :
a.    Untuk kepentingan orang tua
Orang tua (ayah dan ibu) yang paling bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan keluarganya (anak-anak), karena itu orang tua haruslah sadar akan batas-batas kemampuannya selama masa baktinya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya sampai menjadi orang yang berguna. Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan pikiran sehat, karena itu mereka wajib memakai akal, ilmu dan pikiran sehat tersebut untuk mendapatkan jalan dan hidup yang sehat pula supaya jangan berbuat lebih dari kemampuan yang ada. Terciptalah keselamatan keluarga dan terbentuklah keluarga yang bahagi
b.    Untuk kepentingan anak-anak
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi sebagai pemberian yang tidak ternilai harganya. Mengatur kelahiran merupakan salah satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Orang tua mempunyai persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik kepada anak-anaknya agar mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang tua dan bangsa.
c.    Untuk kepentingan masyarakat
Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau masyarakat. Kepentingan masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik keluarga dan anak-anaknya agar dapat membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan penduduk dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa bantuan kesungguhan keluarga-keluarga dalam menekan pertambahan penduduk dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti. Orang tua yang menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan kemampuannya dan tidak melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang telah dilahirkan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara di mana mereka hidup dan berbakti (Mochtar, 1998).


2.      Pandangan Berbagai Agama tentang KB
Ditinjau dari segi agama, tidak ada satu agama pun di Indonesia yang secara pasti menolak program KB, meskipun pada awalnya banyak keraguan akan hukum agama dari program ini. Namun, pada saat ini beberapa agama telah mendukung program ini. Berikut pandangan empat agama besar di Indonesia tentang program KB :
a.    Agama Islam
Pandangan para ulama di Indonesia tentang KB pada umumnya menyetujui atau sekurang-kurangnya tidak menentang. Bahkan pada masa Nabi Muhammad SAW telah dikenal metode kontrasepsi alamiah yang dikenal dengan nama azl atau coitus interuptus yang disebut juga dengan senggama terputus. Namun, beberapa pemikir Islam meragukan hukum ber-KB, karena menyamakan program ini dengan larangan membunuh bayi. Pembunuhan bayi sama sekali tidak sama dengan memakai alat kontrasepsi, karena pembunuhan bayi adalah pembunuhan nyata dari anak yang telah lahir sedangkan memakai alat kontrasepsi adalah mencegah terjadinya pembuahan. Oleh karena itu aborsi sebagai metode KB dilarang di Indonesia dan cara KB lainnya diperbolehkan (Ebrahim, 1997).
Metode kontap sebagai salah satu alat KB juga diperdebatkan oleh para ulama Islam, karena sifatnya yang permanen dan menganggap cara ini sama dengan pengebirian yang dilarang dalam hukum Islam. Namun belakangan metode ini akhirnya diperbolehkan dengan pertimbangan bila metode KB lain memang tidak sesuai dan alasan kesehatan dari PUS itu sendiri.

b.     Agama Kristen

Pandangan agama Kristen, dalam hal ini Katolik, pada dasarnya menyetujui program KB dengan batasan-batasan yang telah ditentukan di antaranya adalah :
1.         Masalah KB misalnya : jenis kontrasepsi yang dipakai, jumlah anak yang diinginkan, dan lain-lain ditentukan oleh suami istri sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain termasuk pemerintah.
2.         Penentuan tentang keikutsertaan ber-KB harus disepakati bersama antara suami istri.
3.         Dalam konsili disebutkan bahwa cara-cara KB yang dilarang adalah pengguguran (aborsi) dan pembunuhan bayi. Selain itu cara coitus interuptus dan sterilisasi baik yang permanen maupun tidak juga dilarang.
4.         Cara ber-KB yang dianjurkan oleh gereja adalah pantang berkala. Mengenai cara ini ensiklik hummanae menolak semua cara ber-KB selain pantang berkala.
5.         Bila cara pantang berkala telah dicoba dan mengalami kesulitan atau membahayakan kesehatan, maka suami istri dapat meminta nasehat kepada imam sebagai Bapak rohani untuk menentukan jalan keluar yang tepat (BKKBN, 1980).
c.    Agama Hindu

Pandangan agama Hindu terhadap program KB sangat positif bahkan cenderung mendukung karena program ini dianggap sejalan dengan ajaran agama Hindu. Alat kontrasepsi tercipta dari ilmu pengetahuan, dan ilmu yang dipergunakan untuk kesejahteraan manusia, akan disetujui oleh Hindu Dharma dan tidak akan ditentang. Bahkan penggunaan alat kontrasepsi diatur agar sesuai dengan desa/tempat, kala/waktu,dan patra/keadaan (BKKBN, 1980).
Namun demikian metode pengguguran (abortus criminalis) dianggap sebagai dosa besar karena bertentangan dengan ajaran Ahimsa Karma. Pengguguran janin dianggap sama dengan pembunuhan orang suci. Oleh karena itu, metode ini sangat ditentang oleh umat Hindu.
d.   Agama Budha

Agama Budha menyetujui program KB dan penggunaan metode kontrasepsi apabila :
1.         Metode kontrasepsi tidak mengandung unsur-unsur pembunuhan.
2.         Kontrasepsi dilakukan atas dasar saling pengertian antara suami istri dengan maksud memberikan kesempatan mendidik, merawat, dan mempersiapkan diri buat kehidupan anak-anak yang sudah ada.
3.         Tidak ada unsur-unsur melarikan diri dari tanggung jawab.
4.         Semua tindakan ber-KB dilakukan atas dasar bimbingan dan pengawasan para ahli yang bersangkutan (BKKBN, 1980). 
Agama Budha memperbolehkan pemakaian kontrasepsi karena pencegahan kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi dianggap sama dengan pencegahan pertemuan sel telur dengan sel sperma yang berarti pula mencegah terjadinya makhluk. Hal ini berarti tidak terjadi pembunuhan, karenaa sel telur dan sel sperma sendiri menurut agama Budha bukanlah makhluk.


3.      Metode Kontrasepsi Alami
Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Untuk menggunakan metode ini, ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung. Metode ini akan efektif bila dipakai dengan tertib dan pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu dapat menjadi hamil), atau senggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan.
4.      Metode Kontrasepsi Dengan Alat
a.         Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova). Kelebihannya adalah angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun. Kekurangannya adalah, mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan, komplikasi perforasi (lubang) uterus, tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.
b.        Kontrasepsi Dengan Metode Perintang
Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida.


1.        Kondom
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut. Kelebihannya adalah aman dipakai, mudah didapat, cukup efektif bila digunakan dengan benar, dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangannya adalah ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya, angka kegagalan tinggi, yaitu 3 - 15 per 100 wanita per tahun. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
2.        Diafragma
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. Kelebihannya adalah dapat dipakai berkali-kali, melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangannya adalah angka kegagalan tinggi, yaitu 5 - 20 per 100 wanita per tahun, sulit dipasang. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
3.        Spermisida
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim. Kelebihannya adalah melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS, tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh. Kekurangannya angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun, tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea, bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina, tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.
c.         Metode KB Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan para perempuan untuk mengatur kesuburannya. Alat kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk obat minum, obat suntik, dan implan yang dimasukkan ke bawah kulit dengan tindakan operasi kecil. 
Alat kontrasepsi hormonal yang diminum terdiri dari beberapa jenis, meliputi obat yang berisi kombinasi dua macam hormon (hormon estrogen dan progestogen), obat yang hanya berisi satu macam hormon (hormon progestogen), dan obat kontrasepsi yang digunakan pasca berhubungan intim, baik yang hanya mengandung hormon estrogen dosis tinggi ataupun dalam kombinasi dengan hormon progestogen.
Hormon yang terkandung dalam alat kontrasepsi tersebut merupakan hormon yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Dalam sistem reproduksi perempuan, hormon tersebut antara lain mengatur siklus menstruasi, penglepasan sel telur matang (ovulasi), dan perubahan kondisi lapisan dalam rahim (endometrium) tempat melekatnya bakal janin (embrio).
Obat minum yang berisi kombinasi hormon merupakan metode kontrasepsi yang aman dan efektif. Obat ini bekerja dengan menghambat ovulasi dan merangsang perubahan lendir (mukus) di leher rahim dan endometrium sehingga pergerakan sperma dan perlekatan bakal janin ke dinding endometrium (implantasi embrio) sulit terjadi. Obat berisi hormon harus diminum setiap hari selama 21 hari, diikuti masa 7 hari tanpa obat (pil yang tidak mengandung hormon).
1.      Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron. Kelebihannya mudah didapat. Kekurangannya harus diminum setiap hari, tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu: ibu menyusui, perokok, berusia 40 tahun ke atas, memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya. Menimbulkan efek samping, terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid, mual-mual, sakit kepala.
2.      Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja. Kelebihannya dapat digunakan untuk ibu menyusui, mudah didapat. Kekurangannya memiliki efek samping yaitu, pendarahan tidak teratur, haid tidak datang, terkadang muncul sakit kepala.
3.      Suntikan
Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali. Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu:
a.      Suntikan progestin
Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat. Kelebihannya bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen. Kekurangannya memiliki efek samping: pendarahan tidak teratur, haid tidak datang, berat badan bertambah.
b.      Suntikan terpadu
Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem. Kelebihannya tidak mempengaruhi siklus haid. Kekurangannya tidak bisa dipakai ibu menyusui, sulit diperoleh, relatif mahal, tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.
c.       Susuk
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis:
1.    Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
2.    Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.
Kelebihannya, sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun, bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen, bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan, walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu. Kekurangannya, susuk lebih gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki, susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan: pengidap kanker atau benjolan keras di payudara, haidnya sudah terlambat datang, mengalami perdarahan abnormal dari vagina, penderita sakit jantung, Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang.
d.        Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus. Kelebihannya, Ekonomis, Mengurangi perdarahan pasca melahirkan, Memberikan nutrisi yang baik pada bayi. Kekurangannya, Hanya melindungi pada 6 bulan pertama, Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
e.         Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)
Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim) (www.smallcrab.com: 19-12-2011). Metode ini untuk mencegah kehamilan dengan cara menebalkan mukus serviks, mensupresi ovulasi, serta menipiskan endometrium sehingga menghambat implantasi.
Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat, yaitu:
1.        Estrogen: Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.
2.        Estrogen-progesteron: Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.
3.        Gestagen: Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.
4.        Danazol: Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.
5.        Antiprogestin: Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.        Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
2.        Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
3.        Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
4.        Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.
5.        Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Kekurangan, Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.
f.          Metode Kontrasepsi Mantap
Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi. (www.smallcrab.com: 19-12-2011)
Vasektomi berasal dari perkataan: (a) vas = vas deferen = saluran mani = saluran yang menghubungkan testis dengan urethra dan menjadi saluran untuk transpor sel mani, (b) ektomi = memotong dan mengangkat. Jadi vasektomi dalam arti yang murni berarti memotong dan mengangkat saluran vas deferens kanan dan kiri. Akan tetapi, yang dimaksud dengan vasektomi untuk KB adalah bilateral partial vasektomi, yaitu memotong sebagian kecil vas deferens kanan dan kiri masing-masing kurang daripada 1 cm. Dengan demikian vasektomi hanya menghalang-halangi transpor bibit laki-laki (spermatozoa) (Anfasa, 1982).
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).
Menurut Tjokronegoro (2003), vasektomi adalah cara KB yang mantap di mana saluran air mani (vas deferens) diputuskan sehingga sperma dari dalam testis tidak akan keluar bersama cairan mani lain pada saat bersetubuh. Vasektomi adalah satu-satunya cara sterilisasi pria yang diterima sampai saat ini. Vasektomi harus dibedakan dengan kebiri (pengambilan kedua testis) karena dengan vasektomi hanya perjalanan sperma dari testis ke dunia luar yang diputus, tepatnya dengan memotong dan mengambil sebagian dari vas deferens. Seseorang yang telah menjalani vasektomi masih mengeluarkan semen tetapi bebas sel sperma (spermatozoa) dan masih memiliki keinginan berhubungan seksual (libido) secara normal, bahkan potensi dan kepuasannya pun tidak berubah. Vasektomi merupakan operasi kecil yang cukup dilakukan dengan anestesi lokal.
Kelebihan dan Keterbatasan Vasektomi (BKKBN, 2007). Adapun kelebihan metode kontrasepsi vasektomi adalah :
1.        Mudah pelaksanaannya dengan pembiusan setempat kurang lebih 15 menit.
2.        Bekas operasi hanya merupakan luka yang cepat sembuh.
3.        Tidak mengganggu hubungan seksual.
4.        Tingkat kegagalan rendah hanya ± 0,3 dari 100 tindakan vasektomi.
5.        Merupakan metode mantap.
Keuntungan vasektomi (Anfasa, 1982) antara lain : (1) tidak ada mortalitas (kematian), (2) morbiditas (akibat sakit) kecil sekali, (3) tidak perlu mondok di rumah sakit, (4) waktu operasi hanya 15 menit, dan dilakukan dengan pembiusan setempat, (5) sangat efektif (kemungkinan gagal tidak ada), karena dapat diperiksa kepastiannya di laboratorium, (6) tidak membutuhkan biaya yang besar.
Keterbatasan metode kontrasepsi vasektomi antara lain :
1.    Harus dengan tindakan pembedahan.
2.    Walaupun merupakan operasi kecil, masih dimungkinkan terjadi komplikasi seperti pendarahan dan infeksi.
3.    Tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual.
4.    Masih harus menggunakan kondom selama 15 kali ejakulasi agar tidak terjadi kehamilan akibat dari sisa-sisa sperma yang terdapat di saluran vas deferens.
5.    Jika istri masih menggunakan alat kontrasepsi disarankan tetap mempertahankan selama 2 bulan sampai 3 bulan sesudah suami menjalankan vasektomi.
6. Klien perlu istirahat total selama 1 hari dan tidak bekerja selama 1 minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar